Kedaulatan Ilmu

Oleh: Dr. H. Sukarni, M.Ag

Umat Islam yang terpencar di berbagai belahan dunia boleh saja secara politik mereka terpecah bahkan bermusuhan, namun Islam tetap menaungi mereka di sepanjang zaman dan tempat melalui kedaulatan ilmu pengetahuan. Kedaulatan siyasah boleh pudar, tetapi kedaulatan iman, Islam, dan ilmu, bagi umat Islam tidak pernah pupus. Hal ini ditegaskan  Mufti Negeri Perak Darul Ridzuan, Datuk Wan Zahidi Wan Teh dalam acara pembukaan Program Khidmat Masyarakat FEBI UIN Antasari di Bagan Serai Perak, 5 Desember 2023.

Datuk Wan Zahidi yang dilantik menjadi mufti Negeri Perak 1 Agustus 2022 ini adalah seorang lulusan magister usul fikih Universiti Al-Azhar Kairo.  Karier akademisinya juga sangat terkenal di Malaysia, bahkan pernah menjadi Rektor Kolej Islam Darul Ridzuan, selain sebagai pengurus muzakarah majelis kebangsaan bagi hal ihwal agama Islam Malaysia. Pengabdiannya di bidang keilmuan sejak 40 tahun silam hingga sekarang.

Kedaulatan ilmu yang beliau maksudkan adalah bahwa ilmu pengetahuan keislaman terus berkembang sejak tumbuh pertama di Mekkah melalui perintah membaca, ayat 1 – 5 surah al-‘Alaq diturunkan. Sejak saat itu, tutur mufti, obor pengetahuan tidak pernah padam. Bahkan saat  berjumpa dengan tradisi filsafat era lekhalifahan Abbasiah, buku-buku filsafat dan pengetahuan mendapat lahan subur  dalam tradisi dan kebudayaan Islam. Di zaman ini, meski kekuasaan politik sering menampilkan wajah suram akibat perebutan kekuasaan antar dinasti dan intern intrik istana, cahaya ilmu pengetahuan terus menampakkan sinarnya yang semakin cemerlang. Hal ini diakui juga oleh Eropa Barat bahwa seandainya bukan orang Islam yang mendirikan sekolah-sekolah di Eropa, terutama Spanyol (Andalasuia), Sisilia, dan melalui Perang Salib  diperlukan beberapa abad lagi bagi kebangkitan rasionalisme Barat.

Atas dasar itulah, menurut  Wan Zahidi, program khidmat masyarakat dari FEBI UIN Antasari Banjarmasin Indonesia ini dimaknai. Para pensyarah (dosen) akan menjelaskan berbagai konsep dan praktik keuangan Islam yang bersumber dari khazanah keislaman yang terus berdaulat. Rakyat Malaysia yang mayoritas dari suku Melayu dan Muslim merasa dipersaudarakan melalui ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan memang menjadi pelita bagi kehidupan manusia. Pepatah yang sangat masyhur dalam mahfuzat adalah “Al-‘Ilm nuurun”.  Ilmu adalah kebenaran sejaun kesungguhan akal manusia.  Profesi yang sangat mulia adalah menjadi kuli ilmu pengetahuan. Kebahagian yang tiada tara adalah suasana dimana kita menemukan pengetahuan-pengetahuan baru, melihat dan menemukan orang-orang berilmu  memberikan wejangan dan petuah untuk menyinari gelapnya kehidupan.

Ilmu diperoleh melalui belajar tiada henti. Belajar seumur hidup, dari buaian hingga lahat.  Belajar dengan penuh kesungguhan. Dalam term Al-Quran dan Hadits, pintu ilmu pengetahuan itu disebut dengan fiqh dalam berbagai derivasinya (yafqahu, yafqahuun, yatafaqqahu, tafqahuun, yufaqqihhu,) Secara bahasa, fiqh  dapat diartikan sebagai pemahaman yang mendalam yang melibatkan  segenap potensi akal yang jernih unutk mendapatkan sebuah kesimpulan yang benar terhadap suatu perkara.

Ilmu bagaikan sebatang pohon yang berakar kokoh menghunjam ke dalam bumi, berbatang kekar, berdahan, bercabang, beranting, berdaun, hingga berbunga dan berbuah. Dia menarik hati dan sebagian memberi kesan misteri. Hanya kepada orang yang bersungguh-sungguh ilmu akan diberikan.