Darurat Sampah di Kota Banjarmasin
Zainal Akli (240105050249) – Juara 2 lomba Menulis Opini Prodi MBS
Seperti yang diketahui sekarang keadaan sampah di Banjarmasin makin tidak terkendali, terbukti dengan banyaknya sampah yang meluber hingga ke ruas jalan raya seperti yang terdapat di Jalan Veteran, Lingkar Dalam Selatan, Kelayan dan beberapa ruas jalan lainnya. Salah satu penyebab adalah karena ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir Basirih pada tanggal 1 februari 2025 oleh Kementrian Lingkungan Hidup sebagai sanksi karena tidak mengelola sampah dengan baik. Akibatnya 650 ton sampah yang dihasilkan setiap hari oleh kota Banjarmasin tidak bisa dibuang ke TPA Basirih, sehingga banyak Masyarakat mengeluh karena TPS liar bermunculan, sampah yang meluber hingga ke ruas jalan dan sampah yang berada di Sungai.
Kenapa TPA basirih di tutup? TPA basirih di tutup karena pengelolaannya tidak sesuai standar, Kementrian Lingkungan Hidup memberikan sanksi administrasi, karena TPA basirih masih menggunakan system pembuangan sampah terbuka (open dumping). Open dumping adalah metode pembuangan sampah secara terbuka dan ditumpuk begitu saja di atas lahan terbuka tanpa adanya pemrosesan lebih lanjut. padahal sistem ini tidak diperbolehkan dikarenakan lahan yag digunakan basah dan rawa seperti di kota Banjarmasin.
Beberapa tahun terakhir, sampah di Banjarmasin memang semakin sulit dikendalikan. Sebagian besar sampah berasal dari rumah tangga dan bisnis yang tidak dikelola dengan baik. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah perilaku warga yang masih belum terbiasa dengan budaya buang sampah pada tempatnya. Ditambah dengan fasilitas pengelolaan sampah yang terbatas, masalah sampah semakin membengkak dan menyebar ke seluruh penjuru kota. Protes dari warga semakin menggema. Banyak yang mengeluhkan bau tak sedap dari tumpukan sampah yang menggunung di banyak tempat terbuka. Pengelolaan sampah yang buruk menyebabkan sampah menumpuk di sepanjang jalan, bahkan di beberapa tempat umum, membuat lingkungan semakin kotor dan tidak sehat. Selain itu, sampah yang mengotori Sungai sungai di Banjarmasin juga menyebabkan pencemaran air yang dapat berdampak pada kualitas hidup masyarakat.
Lantas bagaimana kita mengatasi keadaan darurat sampah di kota Banjarmasin? Mulai dari mengelola sampah secara bijak yang bisa dimulai dari kita sendiri sehingga menibulkan kesadaran kepada Masyarakat sekitar, dan ada beberapa cara dalam mengelola sampah secara bijak
- Membuat sampah sesuai jenisnya, sampah organik dan anorganik
- Memanfaatkan sampah organi menjadi pupuk kompos
- Memanfaatkan sampah anorganik yang sekiranya masih layak didaur ulang
- Mengelola sampah berbahaya seperti sampah elektronik,baterai, dan lain sebagainya.
Dan bicara sampah anorganik Solusi yang dapat kita terapkan yaitu kita bentuk badan usaha milik kota untuk pengelolaan sampah plastik jadi paving block, untuk dijual dan proyek Pembangunan tertentu serta menjadi bahan campuran aspal mentupi jalan berlubang di Banjarmasin.
Kalau sampah organik, kita bentuk satu pusat peternakan maggot pengurai sampah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bisa dibagikan gratis kepada peternak atau dijual jadi pendapatan daerah, dan tempat makan atau hotel makanannya tidak habis akhirnya terbuang sia sia, bayangkan jika itu di pilah dan dibagikan kepada mereka yang membutuhkan bisa jadi program makan gratis, Solusi yang dapat kita jalankan bentuk program food care untuk makanan layak konsumsi, dikemas ulang dan dibagikan oleh relawan kepada Masyarakat yang membutuhkan, kemudian di dorong oleh pemerintah melalui regulasi dan mediasi kepada pelaku usaha seperti hotel, restoran dan usaha FNB yang ada di kota Banjarmasin.